Apa Itu Insomia ?

Insomnia adalah kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur.

GEJALA DAN TANDA
Gejala dan tanda insomnia ialah :
*. Membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk tertidur atau tidur kembali setelah terbangun sehingga siklus tidur tidak utuh dan menimbulkan gangguan kesehatan.
*. Terganggu dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial, dan melakukan kegiatan rutin.

PENYEBAB
Yang menjadi faktor risiko seseorang menderita insomnia adalah :
*. usia tua
*. perempuan terutama postmenopasue
*. bercerai atau berpisah dari pasangan
*. berpendidikan rendah
*. penghasilan rendah
*. depresi
*. mempunyai penyakit lain seperti gangguan pencernaan, gangguan pernfasan dan lain-lain
*.merokok
*.minum alkohol dan kopi
*.gangguan anxietas (gangguan cemas berlebih)
*.post traumatic stress disorder (gangguan orang yang mengalami trauma setelah bencana atau perang).

TERAPI

Terapi insomnia dibagi menjadi dua yaitu dengan menggunakan obat dan tanpa menggunakan obat.
Terapi insomnia yang menggunakan obat harus disesuaikan dengan jenis insomnia yang dideritamisalnya pada penderita yang kesulitan memulai tidurnya dapat diberikan obat golongan benzodiazepine short acting; bagi penderita yang tidak dapat mempertahankan tidur dapat diberikan golongan antidepresan; dan pada penderita yang terbangun berkali-kali maka dapat diberikan golongan fenobarbital atau benzodiazepine long acting.

Yang berikutnya ialah terapi tanpa menggunakan obat yaitu dengan cara memperbaiki perilaku tidur. Caranya ialah :
*. membiasakan waktu tidur yang teratur baik jam tidur maupun jam bangun
*. terpapar dengan sinar matahari minimal 30 menit setiap pagi
*. menghindari kopi, alkohol, makan berat dan latihan fisik berdekatan dengan waktu tidur
*. menghindari aktivitas yang menyebabkan keterjagaan seperti menonton film laga dan memainkan permainan
*. membaca bacaan ringan dapat membantu memulai tidur
*.merilekskan tubuh dengan melakukan yoga atau mendengar musik santai dapat memfasilitasi tidur
*.hindari stresor emosi dan pekerjaan di tempat tidur.

KOMPLIKASI

Seseorang yang menderita insomnia mengalami penurunan kualitas hidup. Insomnia dikaitkan dengan tingginya risiko depresi, nyeri pada penyakit reumatik, absensi, kecelakaan, cemas berlebih, peningkatan penyalahgunaan zat, dan tingginya penggunaan jasa kesehatan.
Penyakit fisik yang dapat menyertai insomnia adalah rasa nyeri yang melebihi kadar biasanya misalnya bila seseorang tertusuk jarum kadar nyerinya 2 maka pada orang insomnia kadar nyerinya bisa meningkat hingga 3 ataupun 4, dan penyakit gangguan pernafasan.

PENCEGAHAN

Insomnia banyak merupakan akibat masalah lain seperti masalah kejiwaan atapun kondisi medis maka dari itu pencegahan yang paling baik adalah harus menyelesaikan masalah-maslah tersebut.Selain itu ada lagi beberapa masalah lain yang dapat menyebabkan masalah insomnia seperti partner tidur. Partner tidur yang mengganggu tidur anda akan menyebabkan masalah insomnia bagi anda, misalnya partner tidur anda mengerjakan tugasnya atau memainkan permainan di tempat tidur; atau partner tidur anda terbangun lebih awal untuk ke WC atau bekerja; ataupun adanya perselisihan dengan partner tidur.
Masalah lain yang adalah beberapa orang tidur bersamaan dengan hewan peliharaannya dan hewan peliharaan tersebut akan mengganggu tidur anda dengan bersuara ataupun melakukan aktivitas.

INFORMASI TAMBAHAN
*.Jangan meremehkan insomnia karena insomnia sangat mengganggu kualitas hidup dan membahayakan hidup. Bayangkan jika anda setiap hari tidak segar dan harus mengantuk di kantor atau di sekolah, menyetir dalam keadaan mengantuk, ataupun anda berolahraga dalam keadaan mengantuk.
*.Insomnia juga dapat menurunkan produktivitas dari suatu negara bahkan populasi dari suatu negara bila sering terjadi kecelakaan (mungkin bisa jadi pertimbangan pemerintah dalam program KB).
*.Bagi yang tetap mengalami kesulitan tidur bisa menghubungi beberapa sleep clinic yang sudah bediri di Indonesia, salah satunya ialah dr. Andreas Prasadja di Rumah Sakit Mitra Kemayoran.

Sumber : tanyadokteranda.com

Share |